Berita

Seputar APIP dan Ke-JFA-an

Menghargai Perjuangan Kaum Perempuan Indonesia

Peringatan Hari Ibu setiap tahunnya diselenggarakan untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia, yang telah berjuang bersama-sama kaum lelaki dalam merebut kemerdekaan dan berjuang meningkatkan kualitas hidup dan masyarakat.

Tekad dan perjuangan kaum perempuan untuk mewujudkan kemerdekaan dilandasi oleh cita-cita dan semangat persatuan kesatuan menuju kemerdekaan Indonesia yang aman, tenteram, damai, adil dan makmur, sebagaimana dideklarasikan pertama kali dalam Kongres Perempuan Indopnesia pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta.

Peristiwa ini sekaligus sebagai tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia dan diperingati setiap tahunnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Komitmen pemerintah juga dibuktikan dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959, yang menetapkan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu sekaligus Hari Nasional bukan hari libur.

Peringatan Hari Ibu (PHI) juga juga menunjukkan bahwa perjuangan kaum perempuan Indonesia, telah menempuh proses yang sangat panjang dalam mewujudkan persamaan peran dan keduduykannya dengan kaum laki-laki, mengingat keduanya merupakan asset dan potensi yang turut menentukan keberhasilan pembangunan.

Momentum Hari Ibu juga dijadikan sebagai refleksi dan renungan bagi kita semua, tentang berbagai upaya yang telah dilakukan dalam rangka memajukan pergerakkan perempuan di semua bidang pembangunan. Perjalanan panjang selama 85 tahun, telah mengantarkan berbagai keberhasilan bagi kaum perempuan dan kaum laki-laki, dalam menghadapi berbagai tantangan global dan multi dimensi, khususnya perjuangan untuk mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia.  

Arti penting lainnya dari PHI adalah upaya untuk mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan yang terkandung dalam sejarah perjuangan kaum perempuan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi penerus bangsa agar mempert6ebal tekad dan semangat untuk bersama-sama melanjutkan dan mengisi pembangunan, dengan dilandasi semangat persatuan dan kesatuan.

Hal tersebut merupakan sebagian  dari sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia yang dibacakan oleh Kepala BPKP Mardiasmo, pada Upacara Bendera dalam rangka memperingati Hari Ibu ke 85, tanggal 23 Desember tahun 2013, di halaman kantor BPKP Pusat.

Yang menjadi petugas upacara seluruhnya adalah karyawati BPKP, kecuali pembaca doa yaitu Tanusi. Yang menjadi Pemimpin Upacara adalah Nuri Sujarwati, Kabag Humas dan HAL, MC adalah Intan, dan pembaca Pembukaan UUD 1945 adalah Mila. Keduanya dari dari Pusbin JFA. (Diana)



Kembali